Minggu, 24 September 2017

Perjalanan Panjang Toyota Kijang Innova Di Indonesia (Part-I)


www.toyotautama.com
Kijang Toyota
Dulu, Toyota Kijang dilahirkan dalam rangka mempercepat proses industrialisasi Indonesia. Kijang menjadi mobil pertama yang diproduksi Toyota di Indonesia. Dan kini, empat puluh tahun sudah usianya. Sejak pertama sampai saat ini, sudah lebih dari 1,7 juta unit Kijang terjual. Angka penjualan tertinggi di segmen Multi Purpose Vehicle (MPV).

Toyota Kijang membuka peluang terbentuknya pasar MPV. Dalam perjalanannya, Kijang juga yang membesarkan ceruk pasar terbesar itu di industri otomotif nasional. Pasar otomotif yang sangat dinamis, mampu dihadapi Kijang. Konsep pengembangan yang selalu mengacu pada kebutuhan masyarakat, membuatnya menjadi market leader dari masa ke masa. Bahkan sejak 1970-an hingga kini, Kijang terus bertahan hingga mendapat predikat sebagai legenda hidup pasar mobil Indonesia.
Kontribusi dan eksistensi Kijang, juga tak sekadar menjadi pemenuh kebutuhan moda transportasi. Ia juga menjadi salah satu penyumbang terbesar total ekspor kendaraan ke luar negeri. Mulai diekspor sejak 1987, saat ini Kijang didistribusikan ke lebih dari 30 negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia dan Timur Tengah. Kijang juga membantu perkembangan industri dan perekonomian negara karena memiliki kandungan lokal yang terus meningkat.


Kijang Generasi Pertama
 Generasi Pertama 1977-1981 – Kandungan Lokal 19%
Kijang menjadi salah satu mobil pertama yang mempopulerkan penggunaan nama binatang. Setelah Kijang, lahir mobil-mobil lainnya yang menggunakan nama binatang seperti Zebra, Kuda, Panther dan lainnya. Padahal nama Kijang, sesungguhnya kependekan dari Kerjasama Indonesia Jepang. Kebijakan pemerintah yang tak ingin Indonesia hanya bisa menjadi importir kendaraan, melahirkan Kijang generasi pertama yang peluncurannya dilakukan di Pekan Raya Jakarta 1975. Disaksikan Presiden Republik Indonesia, Soeharto dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, Kijang awalnya diproduksi sebagai kendaraan angkutan barang jenis pickup.


Sering dijuluki sebagai Kijang Buaya karena desain kap mesin yang besar hingga ke sisi bodi, sehingga kalau dibuka mirip seperti buaya yang sedang menganga. Dibangun dengan kode produksi KF-10, desain pickup ini sangat sederhana. Bahkan jendela tak memakai kaca, cuma ditutupi terpal. Engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah zaman dulu berbunyi mendecit jika pintunya dibuka.
Posisi duduknya pun lumayan tidak keruan. Posisi pengemudi agak ke tengah dan tuas persneling yang sulit dijangkau. Meski begitu, mobil ini dibangun sebagai Basic Utility Vehicle (BUV) sebagai kendaraan dengan konsep serbaguna yang mudah dirawat. Kijang Buaya terjual puluhan ribu unit dan membantu pengembangan motorisasi otomotif di Indonesia melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga Serba guna (KBNS).


Kijang Buaya dibekali mesin tipe 3K milik Toyota Corolla yang berkapasitas 1,2 liter dengan transmisi manual 4-speed. Kandungan komponen lokal mobil yang diproduksi sejak 1977-1981 ini baru 19 persen.



Kijang Generasi Kedua
Generasi Kedua 1981-1986 – Kandungan Lokal 30%
Berganti generasi, Kijang mengalami peningkatan kualitas. Engsel pintu dipindahkan ke dalam sehingga terlihat lebih rapi dari luar. Pintunya juga sudah memiliki kunci. Jendela kini dilengkapi kaca bukan lagi terpal. Kap mesin tak lagi bertipe ‘buaya’ karena hanya atap kap mesinnya saja yang terangkat ketika terbuka. Mobil ini memiliki sapaan Kijang Doyok, sebutan yang diambil dari tokoh serial kartun pada harian Pos Kota.

Kijang Doyok mengalami penyempurnaan. Tampangnya diperbaiki jadi sedikit lebih tampan dibanding sebelumnya. Lampu depan tipe kotak tak lagi membulat. Logo ‘TOYOTA’ di kap mesin bagian depan, pindah ke grille depan. Intinya lebih enak dilihat ketimbang Kijang Buaya.
Di balik kulitnya, Toyota juga menyempurnakan komponen mekanis mobil ini. Suspensi masih memakai jenis double wishbone di bagian depan dengan per daun di bawah gardan untuk bagian belakang. Tapi transmisi manual 4-speed dan diferential mengalami penyesuaian. Lalu booster rem ditambahkan pada 1983. Di tahun yang sama, mesin tipe 5K yang berkapasitas 1,5 liter diperkenalkan.

Mulai saat inilah, Kijang Doyok lahir dalam bentuk minibus (MPV). Ada dua jenis : Family dan Commando. Mobil ini berubah fungsi sehingga dapat mengangkut 7-8 penumpang sekaligus. Namun pengerjaan bodi Kijang berjenis minibus bukan dilakukan Toyota. Melainkan perusahaan karoseri yang ditunjuk. Konon mobil berkode produksi KF20 ini terjual lebih dari 100 ribu unit selama lima tahun usia produksinya. Kandungan lokal mobil ini mencapai 30 persen atau meningkat dua kalinya dari Kijang generasi pertama.

 

Kijang Generasi Ketiga
Generasi Ketiga 1986-1997 – Kandungan Lokal 44%
Konsep Kijang sebagai kendaraan niaga mulai bergeser menjadi kendaraan penumpang sejak generasi ketiga. Resmi menjadi MPV, di masa inilah Kijang mengalami masa kejayaannya. Kijang berhasil menggeser dominasi minibus impor berhidung pesek seperti Mistubishi Colt L300, Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra.

Teknologi Full Pressed Body yang minim dempul mulai diperkenalkan untuk Kijang generasi ketiga. Bobot kendaraan ditekan secara signifikan. Desainnya sekarang sedikit lebih melengkung hampir tanpa sudut yang tajam. Tampilannya lebih modern sukses mengantar Kijang generasi ketiga menjadi mobil yang sangat diminati konsumen Indonesia. Usia produksi mobil ini pun menjadi sangat panjang, lebih dari satu dekade lamanya.

Meski begitu, bukan berarti selama itu Toyota tak melakukan pengembangan pada mobil ini. Kode bodi berubah mulai dari tipe KF 40, KF 42, KF50 sampai KF52. Awalnya Toyota melempar dua tipe Kijang ke pasar, yaitu tipe Super Kijang dan Grand Extra. Itupun tersedia dalam beberapa varian, mulai dari Commando (4-pintu) ataupun Ranger (3-pintu). Proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode las titik yang bebas dempul diperkenalkan sejak 1992. Logo ‘TOYOTA’ di bagian grille depan berganti lambang baru yang digunakan Toyota hingga sekarang.

Penyempurnaan tak hanya di bagian bodi. Mesinnya disempurnakan dan tenaganya bertambah dari 61,8 PS menjadi 63,8 PS. Pilihan transmisi manual 5-speed mendampingi transmisi manual 4-speed sebelumnya. Rem depan memakai jenis cakram bukan lagi drum. Perubahan kemudian dilakukan pada sistem kemudi rack & pinion dengan penambahan power steering. Gardan diperbaiki untuk mengurangi getaran. Posisi tangki bahan bakar dipindahkan ke bagian tengah dan posisi lamanya digantikan oleh ban serep. Ban sekarang juga membalut pelek jenis alloy bermerek Enkei.
Di balik kemudi, panel instrumen spidometer sekarang ditemani takometer (rpm). Kijang juga menjadi lebih kencang, bukan karena sekarang ada jarum penunjuk putaran mesin, tapi karena penggunaan mesin baru 7K yang berkapasitas 1,8 liter. Selain lebih kencang, Kijang generasi ketiga lebih nyaman dengan penyejuk kabin (AC) double blower.

Kijang Grand Extra

Varian Kijang pun berubah menjadi lebih banyak seperti LX, LSX, LGX untuk long wheel base, juga SX, SSX dan SGX yang memiliki bodi berdimensi lebih pendek. Selain tipe itu, ada juga beberapa tipe lain seperti Rover, Jantan, Kencana dan Raider yang bodinya diproduksi perusahaan karoseri lokal. Bahkan pada 1995 sampai 1996 lahir Kijang Soeharto Series sebagai peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia sekaligus 75 tahun Presiden RI ketika itu, Soeharto. Kijang generasi ketiga masih banyak beredar di jalanan Indonesia. Namun Kijang Limited Edition Soeharto Series sangat langka karena hanya diproduksi selama satu tahun saja.

Toyota Kijang Soeharto Series

Generasi ketiga Kijang menjadi mobil pertama yang membuka pintu ekspor kendaraan di 1987. Total Kijang ini diekspor ke sembilan negara, Brunei Darussalam hingga negara di kepulauan Pasifik seperti Fiji, Vanuatu sampai Salomon. Kijang dengan kandungan lokal 44 persen ini sukses menjadi salah satu komoditas yang diantar oleh kapal laut dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan mancanegara bersama komoditas ekspor lain seperti hewan ternak dan lainnya.

Untuk pemesana kijang, hubungi dealer toyota bandung, Toyota Utama

Minggu, 17 September 2017

Avanza, LMPV Legendaris dari Masa ke Masa


Toyota Avanza
Awal kemunculan Toyota Avanza di Indonesia, terjadi pada 11 Desember 2003 di event Gaikindo Auto Expo. Mobil ini hasil kolaborasi pertama PT Toyota Astra Motor (TAM) dengan PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Daihatsu menjual mobil serupa dengan nama Xenia. Selain di Indonesia, Avanza juga diproduksi di Malaysia oleh Perodua manufacturing Sdn. Bhd dan di Cina oleh FAW Jilin.

Avanza Generasi Pertama
Avanza menjadi pelopor kelas baru di masa itu, Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) di tanah air. Kini, hampir empat belas tahun ia menemani konsumen Indonesia. Avanza telah berganti generasi dan mengalami banyak penyegaran. Jutaan Avanza yang terjual sukses, membius konsumen hingga kini. Avanza selalu menjadi barometer dan tauladan bagi setiap kompetitor barunya yang datang. Bagaimana perjalanan Avanza dari masa ke masa? Berikut perkembangan Avanza dari generasi pertama hingga sekarang.


Generasi Pertama (2003-2011)

Generasi pertama Avanza diperkenalkan pada 2003 dalam dua tipe : 1.3 E dan 1.3 G bertransmisi manual 5-speed. Low Multi Purpose Vehicle (MPV) ini, hanya dijual dalam satu pilihan mesin, 1,3 liter dan satu jenis transmisi, manual. Tipe terendahnya sangat minim fitur, hanya menggunakan pelek kaleng, rumah spion tipis dan masih belum memakai AC double blower. Sedangkan tipe G sudah memakai double blower, pelek alloy, rumah spion yang lebih modern dan lainnya. Setahun berselang, tipe tertinggi Avanza itu mendapat tambahan varian baru dengan trasmisi otomatis 4-speed.

Penampilan Avanza Generasi Pertama



Perubahan dilakukan Toyota pada bagian mesin Avanza di 2006. Bulan Juli mereka membenamkan teknologi VVT-I (Variable Valve Timing Intelligence). Teknologi ini memungkinkan pengaturan asupan mixture udara dan bensin yang variable dengan memasangkan klep pintar di head mesin. Varian baru Avanza 1.3 S  juga diperkenalkan.

Fitur yang dimiliki Avanza 1.5 G

Varian terbaru adalah tipe tertinggi Avanza dengan sejumlah penambahan body kit untuk eksteriornya. Sejak saat itu, fitur keselamatan rem ABS (Anti-lock Brake System) mulai dipasangkan pada Avanza.

Akhir 2006, Toyota kembali memperkenalkan varian baru Avanza, yakni dengan pilihan mesin 1,5 liter VVT-I. Bila sebelumnya transmisi otomatis hanya tersedia pada tipe tertinggi saja, di 2009 Avanza tipe terendahnya pun diberikan pilihan transmisi otomatis 4-speed.
 
Generasi Kedua (2011-Sekarang)

Full model change Avanza dilakukan di November 2011. Penambahan dimensi panjang membuat bagasi belakangnya dapat memuat galon air isi ulang, meski kursi baris ketiga berdiri tegak untuk diduduki penumpang. Tampilan eksterior dan interior pun berubah. Generasi keduanya tersedia dalam 2 pilihan mesin, 1,3 liter dan 1,5 liter. Keduanya juga ditawarkan dalam pilihan transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed.

Fitur Avanza 2011
 Kenyamanan kabin juga ditingkatkan. Lapisan roof lining yang tadinya berbahan kulit semi sintetis diganti bahan yang lebih keras. Jadi kabin Avanza lebih dapat meredam panas sinar matahari dan suara berisik air. Sejak generasi kedua pula kursi baris keduanya bisa digeser maju mundur selain reclining.

Menandai mulainya generasi kedua Avanza, Toyota menawarkan varian teratas baru yang bernama Veloz. Tak cuma sekadar menambah body kit, Toyota bahkan memasang wajah yang berbeda untuk varian teratas. Mulai dari grille depan, bemper depan, hingga fitur yang terdapat di dalamnya.
Sukses Avanza menarik perhatian produsen mobil lainnya. Suzuki memperkenalkan Ertiga dan Honda mendatangkan Mobilio. Pada 2013, peningkatan kualitas terus dilakukan Toyota untuk mengimbangi kompetitornya. Fitur keselamatan ditingkatkan dengan menyematkan dual SRS Airbag dan menyempurnakan level NVH (Noise, Vibration dan Harshness). Toyota juga merancang kursi baru yang lebih tebal dan tiga head rest untuk kursi baris kedua. Setahun sesudahnya, Avanza Luxury diperkenalkan dengan sejumlah penambahan ornamen pada bagian eksterior dan interior.
Toyota Avanza 2011
 
Peyegaran terakhir dilakukan pada 2015. Toyota menyebut mobil ini sebagai Grand New Avanza dan Grand New Veloz. Avanza facelift ini, mengalami operasi ganti wajah karena memiliki penampilan yang berubah secara signifikan dibanding sebelumnya. Interiornya kini memakai warna dual tone yang elegan. Fitur hiburan ditingkatkan dengan head unit layar sentuh. Begitupun dengan fitur penunjang berkendara seperti ECO indicator lamp dan lainnya.

Toyota Avanza Veloz 2011

 
Penyegaran untuk Veloz malah lebih hebat lagi, sekarang memakai lampu utama model proyektor. Selepas Mobilio RS berganti wajah, Veloz kini menjadi satu-satunya small MPV di Indonesia selain Wuling Confero yang memakai lampu jenis ini. Grand New Avanza juga terbaru sudah dibekali mesin baru berteknologi Dual VVT-I.

Fitur terakhir merupakan pengembangan dari VVT-i yang membuatnya tersedia bukan hanya di klep intake saja namun juga pada klep exhaust. Hasilnya efisiensi Avanza dan Veloz dijanjikan lebih efisien.

Tertarik dengan Avanza dan Avanza Veloz? Hub kami www.toyotautama.com

Minggu, 10 September 2017

9 Kelebihan Toyota Agya yang Wajib Anda Ketahui

All New Toyota Agya
 Toyota Agya mengalami perubahan di awal 2017. Ubahannya meliputi hampir seluruh bagian. Mulai dari eksterior, interior sampai mesin. Apa saja yang menjadi kelebihan mobil termurah Toyota yang dijual di Indonesia ini?

1. Mesin Baru 1,0 liter VVT-I dan 1,2 liter Dual VVT-I
 
Toyota Agya baru sudah tersedia dalam pilihan mesin 1,2 liter dual VVT-I. Mesin yang juga dipakai Calya, menghasilkan tenaga 88 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 107,8 Nm pada 4.200 rpm. Performa yang jauh lebih baik dari mesin 1,0 liter sebelumnya, karena memiliki kapasitas yang lebih besar. Selain itu, mesin 1,2 liter Agya, juga sudah menganut teknologi Dual VVT-I yang mengatur penyesuaian waktu pada camshaft intake dan exhasut per dua katup. Hasilnya, Agya 1.2 bertransmisi manual lebih cepat 2,5 detik saat berakselerasi 0-100 kpj dibanding Agya 1.0 lama bertransmisi yang sama.

Mesin terbaru Agya
 Toyota juga merevisi mesin 1,0 liter lama Agya dengan menambahkan teknologi VVT-I. Mesin yang bertenaga 67 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 89,2 Nm pada 4.400 rpm ini, bisa melesat 0-100 kpj dalam 13,7 detik atau lebih cepat 1,1 detik dibanding Agya 1.0 lama. Selain memiliki performa yang lebih baik dari Agya sebelumnya, kedua mesin baru Agya ini juga diklaim lebih irit.


2. Kabin Hening

Kabin Agya facelift juga mendapat perubahan signifikan. Bukan pada tata letak tombol ataupun layout dashboard, melainkan pada kualitas kesenyapan kabin. Ruang dalam yang lebih hening menambah kenyamanan penumpang. Pada Agya baru, Toyota menambah insulator atau peredam suara di balik dashboard (firewall) dan di balik kap mesin. Mereka juga mengganti material plafon. Jadi pas hujan, suara tetesan air yang jatuh di atap tak seberisik sebelumnya.

Kabin Agya yang luas dan nyaman

Menurut Toyota, saat melaju pada 80 kpj di gigi ke-4, kabin Agya 1.2 lebih hening 2,1 db dibanding Agya lama. Bahkan Agya 1.0 masih lebih hening sekitar 1,2 db saat melaju pada kecepatan yang sama dibanding Agya 1.0 sebelumnya. Penambahan peredaman, sukses mereduksi suara mesin saat idle. Agya 1.0 lebih kedap dengan noise level di kisaran 45 db dari sebelumnya 48,6 db.

3. Getaran Kabin Lebih Halus


Getaran mesin Agya baru pun lebih halus. Ini bukan hanya dialami pada Agya 1.2, tapi juga Agya 1.0. Ternyata Toyota mengganti rubber engine mounting dengan yang lebih berkualitas. Khusus untuk Agya bertransmisi manual, mereka melakukan penyesuaian pada transmisi. Penyaluran tenaga yang lebih mulus saat perpindahan gigi, membuat getaran di dalam kabin jadi terasa lebih halus.

4. Suspensi Lebih Stabil
Suspensi Agya juga direvisi. Mobil terasa lebih stabil, terutama saat menikung. Usut punya usut, ternyata para insinyur Toyota menyetel ulang setelan suspensi Agya menjadi sedikit lebih keras. Mereka juga melengkapi Agya dengan stabilizer yang menghubungkan suspensi belakang sebelah kiri dengan kanan. Efek limbung berkurang, tapi bantingan suspensi belakang jadi sedikit lebih keras.




New Agya semakin stabil dan nyaman


5. Electric Power Steering

Bobot kemudi Agya baru pun terasa lebih ringan dibanding sebelumnya. Toyota melakukan penyesuaian pada Electronic Control Unit (ECU) untuk Electric Power Steering dan pada steering rack.

6. Drive by Wire
Teknologi Drive by Wire membuat penyaluran tenaga Agya terasa sedikit lebih halus. Respons pedal gas diproses oleh ECU terlebih dahulu, untuk mengurangi efek mengentak saat berakselerasi tiba-tiba.



Teknologi terbaru melengkapi Agya

7. Fitur Keselamatan ABS dan Airbags
Salah satu keunggulan Toyota Indonesia, selain jaringan dilernya yang paling banyak, hampir semua mobil terbarunya sudah diberi fitur keselamatan rem ABS (Anti-lock Braking System) dan dual SRS Airbags. Masalahnya, masih ada beberapa kompetitornya yang menanggalkan fitur keselamatan yang seharusnya menjadi fitur wajib ada pada setiap mobil ini. Daihatsu Ayla, Datsun Go dan Suzuki Karimun Wagon R, misalnya, rela melepas peranti keselamatan tersebut demi harga jual yang lebih murah.


Dual SRS Airbag di semua tipe All New Agya


8. Power Window dan Central Lock
Di era modern seperti ini, agak aneh kalau masih ada saja mobil yang tak melengkapi dirinya dengan central lock dan power window. Tapi masih ada saja mobil baru yang dijual tanpa fitur untuk mengatur naik-turun seluruh kaca jendela dan membuka atau mengunci seluruh pintu yang terpusat di dekat kursi pengemudi ini. Datsun Go, cuma menyediakan satu tuas pengaturan naik-turun jendela khusus pengemudi saja. Jendela penumpang depan memang sudah power window, tapi hanya bisa diakses penumpang depan. Bahkan kaca jendela pintu belakang masih harus memakai tuas putar.


Interior Agya

9. Tersedia Pilihan Transmisi Otomatis

Pilihan transmisi otomatis memang bukan sesuatu yang istimewa. Tapi sekali lagi, masih ada beberapa rival yang tak menawarkan pilihan transmisi otomatis. Pilihan transmisi otomatis menjadi keunggulan Agya. dibanding beberapa kompetitornya. Contoh, Datsun Go yang hanya dijual dalam transmisi manual saja. Suzuki setidaknya menjual Karimun Wagon R dalam pilihan transmisi Automated Manual Transmission (AMT). Transmisi manual yang pedal koplingnya dioperasikan secara otomatis oleh komputer.

Untuk harga dan pemesanan, kunjungi link di bawah ini
www.toyotautama.com

Senin, 04 September 2017

Perbandingan Toyota Sienta G dan Avanza Veloz, Pilih Mana?

Toyota Sienta G



Toyota Veloz 1.5
Keduanya tidak bisa dibandingkan secara fair. Namun, jadi pilihan menarik jika Anda mencari mobil keluarga baru. Veloz, varian tertinggi Toyota Avanza, notabene masih masuk dalam segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV). Sedang Sienta, model pengisi celah dan sebagai jembatan penghubung antara Avanza dengan Kijang Innova. Sienta, MPV berpintu geser yang seharusnya berada satu kelas dengan Honda Freed. Setelah Freed discontinued, Sienta asyik sendirian di segmen tanggung ini.

Menjadi menarik jika ada kebimbangan antara memilih Veloz atau Sienta. Agar lebih setara, pertimbangkan Veloz 1.5 sebagai varian tertinggi dan Sienta tipe G agar perbedaan harganya tidak terlampau jauh. Toyota Grand New Veloz transmisi manual dilabeli harga Rp 224,7 juta dan transmisi matik Rp 236,5 juta. Untuk Sienta G, transmisi manual dihargai Rp 245,7 dan otomatis Rp 263,7 juta. Ada selisih hampir Rp 30 juta yang dapat menipis tergantung promo menarik masing-masing diler.

Pilihan warna Grand New Veloz


Perlu diingat, Veloz tetaplah Avanza yang ditambahkan sedikit kemewahan. Desain eksterior dibedakan dari bemper, grille, lampu projector, aero kit dan pelek 15-inci. Interiornya bernuansa gelap dengan sistem audio baru berupa monitor touch screen 6,3-inci. Lingkar kemudi dibalut kulit dan terdapat tombol audio di sisi kiri. Fitur keselamatan dan keamanan jelas menjadi yang terlengkap. Sebut saja dual SRS airbag, ABS, immobilizer dan alarm.

Interior Veloz

Sienta G, varian menengah di bawah tipe V dan Q. Tampilan luarnya bisa dikenali dari pelek 15-inci dilabur warna silver, bukan 16-inci polished seperti V dan Q. Lampu utama sudah projector tapi belum bi-beam alias halogen biasa. Fitur yang sama dengan varian atasnya seperti electric sliding door, monitor layar sentuh 7-inci, dual airbag+knee airbag, ABS+EBD dan sistem pelipatan kursi dive-in seat. Yang pasti, Sienta tipe G tanpa ada fitur combination meter berpendar optitron, tombol start/stop, Vehicle Stability Control (VSC) dan Hill Start Assist (HSA), yang ada di tipe Q.

Eksterior Sienta G

Toyota Sienta memberikan kenyamanan berkendara lebih baik berkat penerapan sasis monokok. Kabinnya pun lebih luas dengan beragam konfigurasi kursi yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Pintu geser mempermudah akses keluar-masuk penumpang di celah sempit. Dan paling mentereng dari Sienta, desainnya yang atraktif cenderung unik.

Interior Toyota Sienta G

Satu bagian sama di antara dua MPV andalan Toyota Indonesia, ada pada mesin. Sama-sama menggunakan mesin baru 2NR-FE 1,5-liter yang diberi teknologi dual VVT-i. Output tercipta sebesar 107 PS dan torsi 140 Nm. Tapi keduanya dibedakan dari penyalur tenaga dan roda yang menggerakkan. Veloz menganut penggerak roda belakang (RWD) yang disalurkan ke transmisi manual 5-percepatan atau otomatis konvensional 4-percepatan. Sienta selangkah lebih maju dengan transmisi manual 6-percepatan dan CVT 7-percepatan plus mode sequential shiftmatic.

Jadi, pilih yang mana? Jika lebih berfungsi sebagai sarana transportasi keluarga Anda, pilih Sienta karena menawarkan kenyamanan lebih baik. Namun jika memerlukan mobil dengan durabilitas tinggi untuk pemakaian berat sehari-hari, Veloz jawabannya.