Rabu, 21 Juni 2017
Ditengah Persaingan LMPV yang Ketat 5 Alasan Ini Bikin Kamu Balik Lagi ke Avanza
Avanza masih menjadi mobil terlaris di Indonesia sampai sekarang. Di mana saja, kapan saja, di sudut pelosok Indonesia sekalipun, pasti ada Avanza.
Dulu, ia bermain sendirian di kelas low MPV (Multi Purpose Vehicle). Kini lawannya segambreng. Mulai dari Nissan Grand Livina sampai Honda Mobilio. Bahkan, salah satu pesaingnya, Chevrolet Spin, sampai gantung roda dan tutup pabrik karena tak sanggup bersaing. Gempuran pun datang bak tanpa henti. Berbagai macam cara ditempuh para kompetitornya. Misalnya, Suzuki yang datangkan Ertiga bermesin diesel dengan teknologi mild-hybrid atau SHVS.
Lalu datang mobil Cina, Wuling Confero, yang merusak pasaran dan dijual jauh lebih murah seharga Rp 130 juta. Nanti juga ada Mitsubishi Expander hasil pengembangan XM Concept. Jelas sudah persaingan semakin ganas. Kalau sudah begini yang diuntungkan adalah konsumen. Karena masing-masing pabrikan, berlomba menghasilkan produk yang terbaik.
Lalu mengapa masih banyak saja yang memilih Avanza? Karena ada banyak alasan mengapa orang membeli mobil ini.
Berikut kami sampaikan 5 alasan untuk meminang Avanza.
1. Jaringan showroom dan layanan aftersales Avanza sudah ada di Indonesia sejak 2003 dan terjual lebih dari 1,2 juta unit sampai saat ini. Salah satu alasannya, karena jaringan showroom dan bengkel resmi mobil ini yang terbanyak di Indonesia. Misal di salah satu pelosok desa di Indonesia, ada seorang tuan tanah yang baru saja menjual tanahnya dan hendak membeli sebuah mobil yang bisa dipakai bepergian bersama seluruh anggota keluarganya. Kebetulan satu-satunya showroom yang ada atau yang terdekat dari rumahnya adalah Toyota. Tak ada pilihan lain, satu lagi Avanza terbeli.
Ia pun tak pusing harus mencari bengkel bila mobil barunya itu mengalami kerusakan. Karena bengkel resminya dekat dari rumahnya. Pelayanan aftersales Toyota juga terbukti. Buktinya apa? Buktinya Toyota jadi penjual mobil terbesar di Indonesia saat ini. Artinya, banyak yang puas dengan pelayanannya. Harga suku cadangnya pun relatif tak semahal beberapa kompetitornya. Lagipula, kalaupun enggan pergi ke bengkel resmi, rata-rata semua bengkel umum bisa mengerjakan mobil ini. Suku cadang aftermarket juga bisa ditemui di banyak toko suku cadang umum di Indonesia.
2. Reputasi
Avanza memiliki reputasi sebagai mobil bandel. Tak mudah rusak dan tak gampang mogok. Mobil ini juga dikenal irit dan bandel karena bisa diandalkan melewati beragam tipe jalan. Tanjakan, turunan, semua dilibas. Testimoni lebih dari 1,2 juta penggunanya, tak bisa disaingi kompetitor manapun. Lebih dari 14 tahun konsumen Indonesia menaruh kepercayaan pada mobil ini. Maka tak banyak keraguan ketika seseorang hendak memilikinya. Karena tetangganya, saudaranya, atau keluarganya sendiri, mungkin pernah memberikan testimoni yang baik tentang Avanza yang mereka miliki.
3. Harga Jual Kembali
Harga jual kembali mobil ini sangat stabil. Konsumen sudah bisa memperkirakan berapa harga jual kembali Avanza, karena usia produksinya yang sudah sangat panjang. Berbeda, misalnya, dengan kompetitor barunya yang belum ada mobil bekasnya. Atau harga bekas mobil kompetitor jauh lebih rendah dibanding harga bekas Avanza. Menjualnya kembali pun tidak sulit. Bila terpaksa, asal rela melepas sedikit lebih murah dari seharusnya, banyak showroom pedagang mobil bekas yang langsung siap membeli.
4. Banyak Varian dan tipe
Di segmennya, saat ini hanya Avanza dan Daihatsu Xenia yang menawarkan dua pilihan mesin dan dua pilihan transmisi. Dulu ada Nissan Grand Livina yang menyediakan dua pilihan mesin yaitu 1.5 liter dan 1.8 liter. Tapi kini Nissan Grand Livina 1.8 liter sudah tak diproduksi. Sekarang ada Suzuki yang juga menawarkan pilihan mesin diesel mild-hybrid di samping mesin bensin 1.4 liter. Tapi Suzuki Ertiga Diesel hanya tersedia tipe manual saja.
Saat ini, Avanza dijual dalam dua pilihan mesin : 1.3 liter dan 1.5 liter. Keduanya tersedia dalam pilihan transmisi manual 5-speed dan transmisi otomatis 4-speed. Untuk tipe 1.5 liter otomatis Avanza menamai mobil ini dengan sebutan Avanza Veloz. Tipe Veloz memiliki sejumlah pembeda baik pada bagian eksterior maupun fitur yang dimilikinya dibanding Avanza. Avanza Veloz juga tersedia dalam pilihan mesin 1.3 liter. Veloz juga menyediakan pilihan transmisi manual 5-speed. Avanza sendiri dijual dalam varian E dan G. Total terdapat 9 tipe berbeda yang bisa dipilih konsumen dalam membeli Avanza.
5. Fitur Keselamatan
Harga Avanza memang bukan yang paling murah di kelasnya. Tapi Avanza, boleh berbangga hati memiliki fitur keselamatan yang lengkap. Hingga varian termurahnya sekalipun, Avanza sudah melengkapi dirinya dengan dual SRS Airbags dan rem ABS. Toyota menyediakan 7 sabuk pengaman 3 titik untuk ketujuh penumpangnya. Tersedia juga fitur pengait kursi bayi (ISOFIX) di seluruh tipe.
Banyak kompetitornya yang menghilangkan beberapa fitur keselamatan pada varian termurahnya. Satu-satunya kompetitornya saat ini, yang memiliki fitur keselamatan yang sama lengkapnya hingga tipe termurahnya adalah Honda Mobilio.
Kamis, 15 Juni 2017
Seputar Info Mudik 2017, Wajib Baca Sebelum Berangkat
Kemacetan sudah menjadi rutinitas masyarakat saat mudik ke kampung halaman |
Mudik Tahun Ini Akan Lebih Baik dari Tahun Lalu, Kapolri Optimis.
Direktorat Jenderal Perhubungan bersama Kepolisian Republik Indonesia, melakukan peninjauan persiapan jalur mudik 2017, Rabu (7/6/2017). Rangkaian ini dilakukan untuk memastikan sarana serta prasarana dalam menghadapi puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada 23 dan 24 Juni 2017.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Tito Karnavian, mengatakan bahwa mudik tahun ini akan lebih baik dengan adanya pembangunan yang hampir selesai dibeberapa titik rawan.
"Dari tadi pagi sampai sore ini kami sudah melaksanakan pengecekan. Dari hasil diskusi dan pengamatan langsung, tahun ini arus mudik akan jauh lebih baik karena percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Presiden," ucap Tito dalam konferensi singkatnya di Cikopo, Jawa Barat, Rabu (7/6/2017).
Kapolri Tito Karnavian tinjau kesiapan arus mudik 2017 |
Masalah kemacetan di pintu keluar Brebes Timur yang tahun lalu menjadi momok seram bagi pemudik, menurut Tito sudah bisa teratasi. Salah satunya dengan tambahan tol baru yang akan dibuka hingga Geringsing.
"Sekarang sudah tidak terpusat pada Berebes Timur, pemudik yang mau menuju Jawa Tengah seperti Semarang bisa langsung lurus hingga Geringsing. Tol tersebut panjangnya sekitar 110 km dan cuma 40 km lagi sampai Semarang, dengan begitu kemacetan tahun lalu sudah bisa kita urai," papar Tito.
Tidak hanya itu, untuk mengantisipasi kemacetan di jalan tol pihak Kementerian Perhubungan juga akan menerbitkan larangan jalan untuk kendaraan berat. Sehingga mulai tujuh hari sebelum mudik semua kendaraan berat tidak akan melewati tol.
Foto dari udara suasana simpang susun Jalan Tol Pejagan-Pemalang ruas Pejagan-Brebes Timur |
"Salah satu upaya kita mengurangi kemacetan kita berikan larangan atau membatasi operasi untuk angkutan barang dua sumbu sejak H-4 sampai H+4. Sedangkan untuk kategori kendaraan berat, seperti angkutan pasir, galian, dan lain-lain tidak akan beroperasi sejak H-7 sampai H+7, itu semua demi kelancaran dan keamanan para pemudik sehingga tidak terganggu," kata Direktur Jendral (Dirjen) Perhubungan Darat Pudji Hartanto pada kesempatan yang sama.
Hasil Dari Tinjauan Mudik Dirjen Perhubungan Darat
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto, memaparkan hasil dari peninjauan kesiapan menyambut arus mudik Lebaran 2017 di tiga lokasi, yakni Pemalang, Brebes Timur (Brexit), dan Cikopo, Rabu (7/6/2017). Selama satu hari pemantauan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting.
Pemantauan persiapan mudik Ditjen Perhubungan Darat bersama Kapolri |
"Bersama Kapolri tadi kita sama-sama melakukan peninjauan dan ada tiga hal yang menjadi catatan untuk benar-benar disiapkan," kata Pudji saat berbincang dengan media di jembatan timbang Balong Gandu, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (7/6/2017).
Ketiga hal tersebut terdiri dari masalah kesiapan para petugas di lapangan, terkait masalah pengendalian rekayasa dan manajeman lalu lintas. Sedangkan catatan yang ketiga mengenai masalah kesiapan tol baru yang menuju Semarang.
Untuk tol baru, menurut Pudji akan menjadi solusi mengurai kemacetan yang tahun lalu menjadi petaka di Brexit, karena dengan difungsikannya tol tersebut bisa membuat konsentrasi penumpukan lebih minim.
Namun hal tersebut bukan menjadi hal utama, karena pemantauan pengaturan lalu lintas akan tetap dilakukan dari simpang Cikopi ke arah Panturan, artinya bila sudah terjadi kepadatan dari Cikopo maka akan ada pengalihan arus yang dilakukan oleh petugas.
Adanya tol baru membuat pihak Kemenhub dan berbagai instansi terkait melakukan persiapan ekstra, hal ini yang menjadi peringatan khusus yang diberikan Kepala Kepolisian (Kapolri) Negara Republik Indonesia Tito Karnavian. Menurut Pudji, Kapolri meminta persiapan yang lebih matang mengenai masalah fasilitas.
Kemacetan di ruas tol Pejagan |
"Selain rest area dan toilet, kita juga akan membuat posko-posko yang sifatnya lebih komprehensif. Jadi nanti akan ada posko kesehatan, posko keamanan dari Kemenhub dan TNI, posko BBM, dan bengkel. Kapolri meminta para ATPM menyediakan bengkel yang sifatnya mobile dan emergency, termasuk kesehatan dan BBM, ini sangat bagus, karena tahun lalu tidak ada, baru tahun ini," papat Pudji.
Dengan adanya posko yang sifatnya mobile akan bisa menjangkau lebih mudah bila ada pemudik yang mengalami masalah. Baik dengan kendaraan, kehabisan BBM, termasuk dari fisik dan kesehatan.
Jangan Terlena dengan Akses Tol Baru
Meski beberapa tol baru di lintas Jawa sudah bisa difungsikan, namun pihak Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) menghimbau untuk tidak fokus pada jalur tersebut. Hal ini dianggap bisa menjadi strategi para pemudik untuk terhindar dari jebakan kemancetan.
Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) Pandu Yunianto, menjelaskan bila semua melewati jalur baru hasilnya akan terjadi kenaikan volume dalam sekala masif, karena itu tidak ada salahnya bila sebagian mengambil jalur arteri.
"Kita belajar dari tahun lalu saja mengenai Brebes Timur (Brexit). Waktu itu banyak yang tergoda bisa lebih capat, jadi semua lewat sana, akhirnya terjadi penumpukan karena semua mau cepat dan lewat sana, dan tidak bisa dihindari," kata Pandu di Cikopo, Jawa Barat, Rabu (7/6/2017).
Menurut Pandu, meski sudah bisa dilalui namun sifatnya fungsional, artinya hanya untuk mobil kecil. Sedangkan yang perlu menjadi catatan adalah kesiapan mengenai fasilitas yang sepenuhnya belum memadai.
Kemacetan di ruas tol Pejagan mengular hingga 18 kilometer |
Beberapa ruas jalan arteri di Selatan dan Tengah saat ini juga sedang dikebut pembangunananya, terutama pada fly over untuk melintasi jalur kereta api. Dari hasil peninjauan yang dilakukan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Tito Karnavian, hasilnya sudah hampi selesai.
Presiden Jokowi mengontrol proyek jalan tol Batang - Semarang |
"Ada pembangunan fly over, tapi tiga diantaranya sudah bisa dipastikan selesai pekan depan, untuk yang satu lagi akan dibuatkan jembatan belly sebagai penghubung sementara. Intinya, dengan pembangunan jalan layang itu kini waktu tempuh akan lebih cepat, karena tidak harus macet menunggu kereta yang lewat," ujar Tito di waktu yang sama.
Proyek jalan layang Dermoleng |
Jumlah Pemudik dari Jabodetabek Naik Signifikan
Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) memprediksi musim mudik 2017 akan jauh lebih padat dibandingkan tahun 2016. Peningkatan ini dipicu dari jumlah penjualan sepeda motor dan mobil yang tiap tahun mengalami perkembangan.
Rombongan penudik bermotor tahun lalu |
Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) Pandu Yunianto, mengatakan kenaikan untuk motor dan mobil masing-masing berada di atas 10 persen lebih.
"Kita bicara kendaraan yang keluar dari Jabodetabek, tahun ini jumlahnya akan meningkat. Motor itu naik menjadi 15,42 persen, kalau mobil 12,01 persen," ucap Pandu.
Menurut Pandu, secara angka untuk sepeda motor pada 2016 lalu jumlahnya mencapai 4,6 juta, dan musim ini diperkirakan mencapai 5,3 juta yang keluar mudik dari Jabodetabek. Sedangkan untuk mobil, dari sebelumnya 3,04 juta akan menjadi 3.41 juta.
Macet di Tol Kanci - Pejagan - Brebes |
Untuk mengantisipasi kemacetan panjang, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Tito Karnavian, menyarankan masyarkat tidak melakukan mudik secara bersamaan.
"Meski belum ditetapkan, tapi Lebaran kali ini diprediksi jatuh pada hari Minggu dan Senin (25-26/6/2017). Kemungkinan puncak arus balik itu jatuh pada 23 dan 24 Juni, jadi tolong diantisipasi, jangan sampai berbarengan. Anak sekolah sudah mulai libur sejak 19 Juni, jadi bagi yang bisa berangkat lebih dulu itu lebih baik," ucap Tito dikesempatan yang sama.
Tiga Titik Kemacetan Mudik Menurut Pantauan Polri
Kepala Kepolisian ( Kapolri) Negara Republik Indonesia Tito Karnavian, bersama Direktur Jendral (Dirjen) Perhubungan Darat Pudji Hartanto, memprediksi akan timbul daerah kemacetan baru pasca difungsionalkannya tol menuju Semarang. Hasil ini didapat dari tinjuan lapangan yang dilakukan pada hari Rabu, (7/6/2017).
Kemacetan di Nagreg |
Kepadatan di tiga titik tersebut terdiri dari tiga pintu tol, yakni Kaligangsa (Brebes Timur), Pejagan, dan juga Grinsing (Batang).
"Kemungkinan akan bergeser, tahun lalu pintu keluar Brebes Timur, tahun ini yang yang harus diwaspadai di tiga titik tadi," ucap Tito di Cikopo, Jawa Barat, Rabu (7/6/2017).
Prediksi kemacetan Gringsing karena lokasi tersebut akan menjadi akses para pemudik yang akan meneruskan ke Semarang atau daerah lainnya di Jawa Tengah. Namun, diperkirakan hal tersebut tidak separah di Brebes Timur seperti tahun lalu.
Untuk pintu tol Pejagan, kemacetan diperkirakan akibat simpul keluar rombongan pemudik menunju jalur Selatan. Namun untuk mencegah hal tersebut akan diatur dari Tol Cikopo.
"Jawa Barat itu seperti keran air di musim mudik. Arus dari Jakarta akan lebih banyak, karena itu kami himbau kesiapan untuk mengatur dan menerapkan rekayasa lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan," ujar Tito.
Untuk jalur Kaligangsa yang akan menjadi pintu masuk menuju Gringsing juga berpotensi terjadi kemacetan. Tapi Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto, mengatakan pihaknya sudah melakukan kordinasi untuk mengoptimalkan jalur tersebut, salah satunya dengan mengalihkan jalur bus ke Brebes Timur.
"Brebes Timur memang tetap akan mengalami kepadatan, karena ada bottleneck yang menunju Gringsing. Kami sudah kordinasi, mulai dari mengalihkan bus penumpang ke Brebes Barat, sampai menyiapkan posko siaga," ucap Pudji dikesempatan yang sama.
Arus Balik
Para pemudik memadati arus balik |
Selain melihat kesiapan menyambut rombongan arus mudik, Kepolisian dan Kementerian Perhubungan juga menginfokan mengenai prediksi arus balk. Titik kemacetan utama untuk arus balik menuju Jakarta ada di Jawa Barat, lebih tepatnya di Nagrek dan tol Cikampek.
"Nagrek akan menjadi lokasi kamacetan arus balik ke Jakarta. Saya minta tolong untuk dikordinasikan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat agar bisa mensterilkan kawasan di sana dari pasar tumpah, dan lainnya yang menyebabkan perlambatan. Untuk Cikampek, Kementerian Perhubungan dengan polisi, dan Jasa Marga akan memberlakukan contraflow, khususnya di KM 66, karena itu jadi titik pertemuan dari arah Cikampek dan Selatan," papar Tito.
15 Strategi Penanganan Mudik
Selain meyiapkan fasilitas dan keamanan, Kementerian Perhubungan (Kemnhub) dan kepolisian juga mengantongi 15 langkah antisipasi kemacetan di musim mudik 2017. Strategi ini akan diterapkan untuk mencegah terjadinya penumpukan volume kendaraan, khususnya di dalam tol.
Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Pandu Yunianto, menjelaskan bahwa strategi kemacetan yang diterapkan merupakan upaya mengurai kemacetan sehingga tidak terjadi penumpukan di satu titik.
"Sifat dari penerapan antisipasi itu situasional. Kita mantau bagaimana situasi traffic di jalan tol, melihat berapa derasnya kendaraan yang masuk di pintu-pintu tol dan titik-titik pertemuannya di mana saja," ucap Pandu.
Menurut Pandu, skenario antisipasi akan dilakukan bila terjadi perlambatan yang mengarah pada penumpukan. Hal ini merupakan bagian dari rekayasa lalu lintas yang memiliki fungsi memberikan kelancaran lalu lintas.
Sistem buka tutup di daerah Puncak |
Berikut 15 rekaysa lalu lintas yang bakal diterapkan hasil kerjasama Kemenhub, Polri, Dinas Kesehatan, Jasa Marga, dan Pertamina:
- Pengendalian lalu lintas dengan cara buka tutup jalan tol.
- Penyuapan variable message sign (VMS) di lokasi strategis dalam upaya pemberian informasi untuk pemudik mengenai situasi lalu lintas.
- Kordinasi operato tol dengan Polri mengenai masalah kepadatan di Cikaran Utama yang menjadi keran kendaraan arus mudik.
- Untuk darurat, pihak operator jalan tol menyiapkan fasilitas u-turn di beberapa titik sebelum pintu kelua.
- Untuk darurat, dinas kesehatan diminta menyiapkan fasilitas ambulance dan tenaga medis di pintu keluar tol.
- untuk darurat, pihak operator jalan tol menyiapkan call center khusus informasi bantuan penanganan kesehatan.
- Peningkatakn kerja sama tenaga kesehatan dan petugas kepolisian dalam percepatan bantuan penanganan kesehatan di daerah rawan macet.
- Operator tol diharapkan mengatur dan mengendalikan pengguna rest area secara bergantian dengan sistem pengaturan waktu istirahat serta penambahan fasilitas toilet.
- Dirlantas Polda setempat untuk menempatkan petugas di lokasi wisata.
- Kemenhub menerbitkan pembatasan operasi mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih di kalan tol dan sosialisasi lebih awal,
- Dishub membantu petugas Polri dengan menempatkan personil di lokasi rawan macet untuk cegah contraflow.
- Dishub melakukan pengecekan waktu siklus traffic light di jalan-jalan utama
- PT Pertamina menyiagakan pelayanan BBM mobile di rest area dan lokasi rawan macet.
- Polri (Korlantas) melakukan pengaturan atau pembagian arus lalu lintas tepat dan cepat serta terkoordinasi.
- Penerapan contraflow hanya dilaksanakan pada siang haru dengan menggunakan water barrier.
Rabu, 07 Juni 2017
Adu Fungsional 3 MPV Toyota, Yang Mana Yang Terbaik?
Toyota terkenal lantaran keanekaragaman produk mobil keluarga. Mulai dari segmen Low Multi Purpose Vehicle (MPV), SUV 7-seater hingga MPV mewah semacam Alphard.
Keberagaman ini bisa menjadi pilihan menarik sekaligus membingungkan bagi calon konsumen. Perlu banyak pertimbangan sebelum menentukan pilihan untuk membeli model yang mana. Bisa dari kondisi jalan sehari-hari yang dilewati, apakah cenderung jalan aspal mulus atau lebih sering melewati jalanan rusak. Atau juga kondisi jalan yang kerap tergenang banjir saat hujan lebat melanda.
Fitur turut menjadi pertimbangan lain terutama bagi Anda yang menginginkan hiburan, kenyamanan maupun keamanan saat berkendara. Karena satu model Toyota sendiri, terdiri dari banyak varian yang menawarkan fitur berbeda.
Faktor penentu pembelian yang teramat penting tentu soal harga. Jelas, pilihan model yang sesuai dana dimiliki, merupakan keputusan paling bijaksana. Namun bagaimana bila ada beberapa model menarik yang berada dalam rentang harga tidak terpaut banyak. Seperti kami contohkan antara, Toyota Sienta E CVT, Grand New Veloz 1.5 A/T dan Rush G A/T. Komparasi ini bukan untuk mencari mana yang terbaik di antara ketiganya, melainkan mana yang sesuai kebutuhan Anda.
DESAIN DAN DIMENSI
Sebagai sebuah SUV, Toyota Rush tampil dengan desain gagah dan memiliki dimensi lebih besar dari Sienta dan Veloz. Ground clearance setinggi 200 mm, ternyata sama dengan Veloz. Bukan berarti karena keduanya saling berbagi satu platform, seharusnya Rush mampu lebih tinggi karena menggunakan ukuran roda lebih besar.
Sama juga seperti Veloz, konstruksi bodi menganut body on frame berpenggerak roda belakang (RWD), tidak seperti Sienta yang lebih nyaman berkat adopsi sasis monokok dan penggerak roda depan (FWD). Sienta tipe E merupakan varian terendah, oleh karena itu tampilannya sangatlah standar tanpa banyak hiasan mewah.
PERFORMA
Soal performa, ketiganya tergolong berimbang karena memiliki kapasitas mesin sama. Hanya saja, teknologi yang diusung oleh Rush sudah tertinggal dari Sienta dan Veloz. Rush masih ditenagai mesin 3SZ-VE 1,5-liter dengan teknologi katup VVT-i.
Sementara Veloz sudah menanggalkan mesin tersebut dan beralih ke mesin baru 2NR-FE 1,5-liter Dual VVT-i.
Jika Rush dan Veloz masih dipasangkan dengan transmisi otomatis konvensional 4-percepatan. Sienta lebih maju dengan CVT 7-percepatan yang sangat halus. Perpaduan mesin 2NR-FE dan CVT lebih mengedepankan efisiensi bahan bakar ketimbang teknologi terdahulu. Karakternya pun dapat dikatakan berbeda dengan mesin 3SZ-VE. Mesin lawas terasa lebih bertenaga di putaran atas, sementara mesin baru memiliki rentang lebih luas namun lebih lemah di tiap putaran.
FITUR DAN HARGA
Veloz menjadi pilihan termurah dengan harga Rp 236 juta untuk varian tertinggi 1.5 A/T. Tapi bukan berarti menjadi terlengkap soal fitur, karena Veloz hanyalah trim paling tinggi dari LMPV Toyota Avanza. Kelengkapannya mengalami kemajuan signifikan dari Veloz generasi terdahulu. Setidaknya dari sisi fitur keamanan dan kenyamanan.
Sedang untuk Sienta dan Rush hanya mendapatkan varian termurah dengan transmisi otomatis.
Sienta tipe E CVT seharga Rp 251,2 juta tetap paling baik dari sisi fitur keamanan seperti ada knee airbag dan rem ABS+EBD+BA.
Sementara Rush tipe G matik ditawarkan dengan harga Rp 249,4 juta.
KESIMPULAN
Memang tidak sebanding karena masing-masing memiliki target dan segmen pasar tersendiri. Balik lagi ke kebutuhan Anda yang sedang mencari mobil keluarga dengan dana maksimal Rp 250 jutaan. Jika mementingkan kenyamanan dan fleksibilitas kabin, pilih Sienta saja. Walaupun dapat trim termurah, kelengkapan fitur keamanan tidak disunat habis dan masih mendapatkan mobil yang nyaman. Kabinnya cukup untuk menampung 7 orang dewasa dan pintu model geser layaknya MPV keluarga sejati.
Keberagaman ini bisa menjadi pilihan menarik sekaligus membingungkan bagi calon konsumen. Perlu banyak pertimbangan sebelum menentukan pilihan untuk membeli model yang mana. Bisa dari kondisi jalan sehari-hari yang dilewati, apakah cenderung jalan aspal mulus atau lebih sering melewati jalanan rusak. Atau juga kondisi jalan yang kerap tergenang banjir saat hujan lebat melanda.
Fitur turut menjadi pertimbangan lain terutama bagi Anda yang menginginkan hiburan, kenyamanan maupun keamanan saat berkendara. Karena satu model Toyota sendiri, terdiri dari banyak varian yang menawarkan fitur berbeda.
Faktor penentu pembelian yang teramat penting tentu soal harga. Jelas, pilihan model yang sesuai dana dimiliki, merupakan keputusan paling bijaksana. Namun bagaimana bila ada beberapa model menarik yang berada dalam rentang harga tidak terpaut banyak. Seperti kami contohkan antara, Toyota Sienta E CVT, Grand New Veloz 1.5 A/T dan Rush G A/T. Komparasi ini bukan untuk mencari mana yang terbaik di antara ketiganya, melainkan mana yang sesuai kebutuhan Anda.
Toyoa Sienta E CVT |
Grand New Veloz 1.5 |
Rush G A/T |
DESAIN DAN DIMENSI
Sebagai sebuah SUV, Toyota Rush tampil dengan desain gagah dan memiliki dimensi lebih besar dari Sienta dan Veloz. Ground clearance setinggi 200 mm, ternyata sama dengan Veloz. Bukan berarti karena keduanya saling berbagi satu platform, seharusnya Rush mampu lebih tinggi karena menggunakan ukuran roda lebih besar.
Veloz Eksterior |
Toyota Rush G Eksterior |
Sama juga seperti Veloz, konstruksi bodi menganut body on frame berpenggerak roda belakang (RWD), tidak seperti Sienta yang lebih nyaman berkat adopsi sasis monokok dan penggerak roda depan (FWD). Sienta tipe E merupakan varian terendah, oleh karena itu tampilannya sangatlah standar tanpa banyak hiasan mewah.
Sienta |
PERFORMA
Soal performa, ketiganya tergolong berimbang karena memiliki kapasitas mesin sama. Hanya saja, teknologi yang diusung oleh Rush sudah tertinggal dari Sienta dan Veloz. Rush masih ditenagai mesin 3SZ-VE 1,5-liter dengan teknologi katup VVT-i.
Mesin Toyota Rush G |
Sementara Veloz sudah menanggalkan mesin tersebut dan beralih ke mesin baru 2NR-FE 1,5-liter Dual VVT-i.
Mesin Veloz |
Jika Rush dan Veloz masih dipasangkan dengan transmisi otomatis konvensional 4-percepatan. Sienta lebih maju dengan CVT 7-percepatan yang sangat halus. Perpaduan mesin 2NR-FE dan CVT lebih mengedepankan efisiensi bahan bakar ketimbang teknologi terdahulu. Karakternya pun dapat dikatakan berbeda dengan mesin 3SZ-VE. Mesin lawas terasa lebih bertenaga di putaran atas, sementara mesin baru memiliki rentang lebih luas namun lebih lemah di tiap putaran.
Mesin Toyota Sienta |
FITUR DAN HARGA
Veloz menjadi pilihan termurah dengan harga Rp 236 juta untuk varian tertinggi 1.5 A/T. Tapi bukan berarti menjadi terlengkap soal fitur, karena Veloz hanyalah trim paling tinggi dari LMPV Toyota Avanza. Kelengkapannya mengalami kemajuan signifikan dari Veloz generasi terdahulu. Setidaknya dari sisi fitur keamanan dan kenyamanan.
Fitur Veloz |
Sedang untuk Sienta dan Rush hanya mendapatkan varian termurah dengan transmisi otomatis.
Fitur Sienta |
Sienta tipe E CVT seharga Rp 251,2 juta tetap paling baik dari sisi fitur keamanan seperti ada knee airbag dan rem ABS+EBD+BA.
Sementara Rush tipe G matik ditawarkan dengan harga Rp 249,4 juta.
Fitur Rush |
KESIMPULAN
Memang tidak sebanding karena masing-masing memiliki target dan segmen pasar tersendiri. Balik lagi ke kebutuhan Anda yang sedang mencari mobil keluarga dengan dana maksimal Rp 250 jutaan. Jika mementingkan kenyamanan dan fleksibilitas kabin, pilih Sienta saja. Walaupun dapat trim termurah, kelengkapan fitur keamanan tidak disunat habis dan masih mendapatkan mobil yang nyaman. Kabinnya cukup untuk menampung 7 orang dewasa dan pintu model geser layaknya MPV keluarga sejati.
Toyota Sienta paling Ideal |
Langganan:
Postingan (Atom)